UNIVERSITAS GUNADARMA
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN #
NAME : Sudibyani Sayagiri
KELAS : 4SA07
JURUSAN : SASTRA & BUDAYA BAHASA INGGRIS
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kewirausahaan mengalami perkembangan yang
cukup pesat di berbagai negara. Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam
meningkatkan output dan pendapatan per kapita, namun melibatkan pengenalan atau
penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun masyarakat (Slamet et.al,
2014). Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam
mendorong praktikpraktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai
penemuanpenemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya membuka
peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu
menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Di
negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat
umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil
merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan
terhadap penciptaan pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara
lain: 40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75%
dari perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil menyumbang
bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan hampir di semua negara
usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian, terdapat juga
fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan manajemen
yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil (Daryanto 2013,p.2).
Di
Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di hasilkan dari kegiatan
ekonomi berskala kecil dan menengah. Memang keberadaan pengusaha kecil dan
menengah merupakan proses awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi
kenyataannya di lapangan, masih banyak kendala yang dihadapi oleh usaha kecil
dan menengah. Menurut Prawiranegara dalam Suryanita (2006,p.5) kendala intern
yang dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih rendah,
lemahnya akses dan pengembangan pangsa pasar, lemahnya struktur pemodalan,
terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen, serta
terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Untuk menghadapi kendala tersebut, seorang pengusaha harus memiliki pondasi
yang kuat sebelum mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus
memiliki orientasi kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan tekanan pasar
yang terus meningkat (Kaur and Mantok , 2015).
Permasalahan-permasalahan
tersebut di atas juga terjadi pada usaha kecil di daerah Magetan. Berdasarkan
hasil survey Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan (2016), profil industri
kecil di Kabupaten Magetan masih didominasi industri kecil disektor pengolahan
atau manufaktur. Industri manufaktur di Kabupaten Magetan sebagian besar
merupakan indutri pengolahan kulit, kerajinan kulit, pengolahan makanan dan
anyaman bambu. Industri manufaktur masih didominasi usaha mikro dan kecil.
Berdasarkan data dari badan pusat statistik mengenai industri kecil di wilayah
Kabupaten Magetan, pada tahun 2012 jumlah unit usaha kecil sebanyak 14.473,
tahun 2013 jumlah usaha kecil sebanyak 14.489 unit usaha, tahun 2014 jumlah
usaha kecil sebanyak 15.037 dan pada tahun 2015 jumlah usaha kecil sebanyak
15.247. Pada tahun 2013 hanya mengalami kenaikan sebesar 16 unit usaha kecil, pada
tahun 2014 mengalami kenaikan tinggi sebesar 548 unit usaha, akan tetapi pada
tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar 210 unit usaha. Hal ini menunjukkan
terjadinya penurunan kenaikan jumlah usaha kecil di Magetan artinya
perkembangan usaha kecil mengalami pasang surut dalam kenaikan jumlah unit
usaha. Secara tidak langsung, kinerja dari usaha kecil di Kabupaten Magetan
belum mengalami peningkatan yang signifikan. Kecenderungan penurunan kinerja
Usaha kecil ini diduga, disebabkan oleh permasalahan ataupun kelemahan yang
dimiliki oleh sebagaian besar usaha kecil untuk mengantisipasi ancaman dan
mengeksploitasi peluang pasar. Faktor yang menyebabkan lemahnya usaha kecil
antara lain: keterbatasan modal, permasalahan kepegawaian, biaya langsung yang
tinggi, keterbatasan varian usaha, dan rendahnya kredibilitas (Daryanto 2013,
4). Selain itu, para pengusaha belum memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat
dalam menghadapi kelemahan-kelemahan tersebut dan bertahan dalam persaingan
bisnis.
Pentingnya
memiliki orientasi kewirausahaan dalam menjalankan usaha telah dibuktikan dalam
beberapa penelitian. Menurut penelitian Kaur & Mantok (2015) yang
membuktikan bahwa tiga dimensi orientasi kewirausahaan yaitu sikap proaktif,
risk-taking (pengambilan keputusan), dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja
bisnis diukur dari kinerja subjektifnya. Didukung dengan penelitian Uddin &
Bose (2015) dengan empat variabel orientasi kewirausahaan yaitu inovasi,
proaktif, risk-taking, dan autonomi terbukti berpengaruh terhadap kinerja
usaha. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil yang ingin meningkatkan kinerjanya
tentunya harus memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat.
Telah
disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah
manajemen yang buruk. Padahal setiap usaha dalam pengelolaannya untuk mencapai
hasil yang efektif dan efisien memerlukan penerapan prinsip-prinsip manajemen
dan peranan pimpinan atau pengusaha untuk menjalankan fungsi-fungsi utama
manajemen agar tercapainya keberhasilan usaha yang diinginkan. Suci (2009)
menyatakan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja usaha pada industri kecil menengah bordir di Jawa Timur.
Sehingga memiliki kemampuan manajemen yang baik juga menjadi peranan yang
penting dalam menjalankan usaha kecil.
Dengan
memiliki orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen yang baik diharapkan
dapat membuat dan menjalankan strategi yang tepat bagi usahanya. Menurut
Zimmerer et al. (2008,p.145), strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang
disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi,sasaran, dan tujuan perusahaan.
Wirausahawan harus menyusun strategi yang kuat berdasarkan pada langkah
sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan sebagai
batu loncatan menuju kesuksesan.
Salah
satu aspek penting dalam dari kewirausahaan adalah pemasaran. Tujuan pemasaran
adalah untuk mendapatkan laba bagi perusahaan melalui promosi dan distribusi
produk. Sudah menjadi tuntutan bagi setiap pengusaha untuk menyusun strategi
pemasaran dalam menjalankan aktivitas-aktivitas usaha guna mencapai target yang
ingin dicapai oleh suatu usaha. Strategi pemasaran perlu dilakukan untuk
menghadapi persaingan dan memenuhi keinginan konsumen. Salah satu contoh
misalnya, pengusaha menerapkan strategi pemasaran low cost dibanding pesaingnya
agar menarik lebih banyak konsumen. Setyawan et al. (2015), menemukan bahwa
strategi bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis walaupun 85 persen
dari UKM yang diteliti tidak melaksanakan keseluruhan perencanaan strategi
bisnis. Strategi bisnis hanya terbatas pada strategi pemasaran. Selain itu,
menemukan bahwa dalam menjalankan strategi pemasaran para pengusaha melakukan
hubungan pemasaran dengan pengusaha lain sehingga terciptanya jaringan usaha.
Hal ini mendukung penelitian Setyawan et al. (2014) yang menunjukkan bahwa di
perusahaan minyak, hubungan antara perusahaan dan pemasok mereka terikat pada
kontrak yang ketat bahkan hubungan pemasok dan perusahaan didasarkan pada teori
biaya transaksi. Dalam perusahaan hypermarket, hubungan pemasok dan peritel
didasarkan pada kepercayaan, komitmen dan kepuasan. Ketiga konstruk tersebut
adalah dasar dari hubungan pemasaran. Oleh karena itu, pemilihan dan penerapan
strategi pemasaran yang tepat adalah hal penting dalam pencapaian tujuan
perusahaan baik besar maupun kecil.
Pengusaha akan dihadapkan dengan berbagai
permasalahan, sehingga diperlukan kemampuan manajemen yang kuat untuk menyusun
strategi-strategi pemasaran agar dapat terus bertahan dalam dunia usaha. Kelancaran
suatu strategi pemasaran tentunya membutuhkan orientasi kewirausahaan yang kuat
dan kemampuan manajemen yang handal agar kinerja usaha dapat dihasilkan secara
optimal. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penelitian ini akan
membahas beberapa temuan dan implikasi penelitian terdahulu saat dilakukan pada
pada usaha kecil di Magetan di mana variabel orientasi kewirausahaan, kemampuan
manajemen, dan strategi pemasaran menjadi peranan yang penting bagi usaha kecil
dalam meningkatkan kinerja usahanya secara maksimal dan berkelanjutan sehingga
dapat bertahan dalam persaingan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Menjelaskan
karakteristik kewirausahaan ?
2. Ciri-ciri
umum kewirausahaan ?
3. Sikap
dan kepribadian kewirausahaan ?
TEORI
Karakteristik
Kewirausahaan
Geoffrey G. Meredith (1996:5-6), mengemukakan cirri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut :
Karakteristik Watak :
·
Percaya diri dan
optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadaporang
lain, dan individualistis.
·
Berorientasi pada
tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai
dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
·
Berani mengambil
resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.
·
Kepemimpinan Berjiwa
kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran
dan kritik.
·
Keorisinilan Inovatif,
kreatif dan fleksibel
·
Berorientasi madsa
depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
1. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7),
mengemukakan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut :
2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
3. Preference for moderate risk, yaitu lebih
risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu
rendah maupun yang terlalu tinggi.
4. Confidence in their ability to success, yaitu
memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
5. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki
semangat dan kerja keras untuk mewujudakan keinginannya demi masa depan yang
lebih baik.
6. High Level of energy, yaitu memiliki semangat
dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
7. Future orientation, yaitu berorientasi serta
memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.
8. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan
dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
9. Value of achievement over money, yaitu lebih
menghargai prestasi dari pada uang.
Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :
Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :
Nilai-nilai Perilaku :
·
Komitmen Menyelesaikan
tugas hingga selesai.
·
Risiko moderat Tidak
melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.
·
Melihat mpeluang
Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
·
Objektivitas Melakukan
pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.
·
Umpan balik
Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.
·
Opatimisme Menunjukan
kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.
·
Uang Melihat uang
sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
·
Manajemen Proaktif
Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.
Vernon A. Musseleman
(1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas
beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:
1. Memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri
sendiri.
2. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.
3. Memilki kemampuan untuk belajar dari
pengalaman.
4. Mampu memotivasi diri sendiri.
5. Memiliki semangat untuk bersaing.
6. Memiliki semangat untuk kerja keras.
7. Memiliki kepercayaan diri yang besar.
8. Memiliki dorongan untuk berprestasi.
9. Tingkat energi yang tinggi.
10. Tegas
11. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri.
Wasti
Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :
12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah/
pihak lain dari masyarakat.
13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk
tidak mudah menyerah.
Geoffrey
Meredith (1989:5) menambahkan ciri sebagai berikut :
14. Kepemimpinan
15. Keorisinilan
16. Berorientasi ke masa depan dan penu gagasan.
Dalam mencapai
keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam
Enterpreneurship and small enterprise development report (1986) yang dikutip
oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), dikemukakan
beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
2. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam
pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada efesiensi, mengutamakan
kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.
3. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.
Secara eksplisit, Dun
Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik
yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :
·
Memiliki visi dan
tujuan usaha yang jelas.
·
Bersedia menanggung
resiko waktu dan uang.
·
Memiliki perencanaan
yang matang dan mampu mengorganisasikannya.
·
Bekerja keras sesuai
dengan tingkat kepentingannya.
·
Mengembangakan
hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.
·
Beratanggung jawab
terhadap keberhasilan dan kegagalan.
Keberhasilan atau
kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadiannya. The
officer of advocacy of small business Administration (1989) yang dikutip oleh
Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa wirausaha yang
berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai berikut :
1. Memilki kepercayaan diri untuk dapat bekerja
keras secara independen dan berani mngahdapi resiko untuk meperoleh hasil.
2. Memilki kemampuan berorganisasi, dapat
mengatur tujuan, berorientasi hasil, dan tanggungjawab terhadap kerjakeras.
3. Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada
dalam kewirausahaan.
4. Menikmati tantangan dan mencari kepuasan
pribadi dalam memperoleh ide.
Dengan menggabungkan
pandangan Timmons dan McClelland (1961), Thomas W. Zimmerer (1996: 6-8)
memperluas karakteristik sikap dan prilaku wirausaha yang berhasil sebagai
berikut:
1. Commitment and determination, yaitu memiliki
komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatian terhadap usaha.
2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa
tanggungjawab dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan dan keberhasilan
berwirausaha, oleh karena itu wirausaha akan mawas diri secara internal.
3. Opportunity obsession, yaitu berambisi untuk
selalu mencari peluang.
4. Tolerance for risk, ambiguity, and
uncertainity, yaitu tahan terhadap resiko dan ketidak pastian.
5. Self confidence, yaitu percaya diri.
6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya
cipta dan luwes.
7. Desire for immediatr feedbeck, yaitu selalu
memerlukan umpan balik dengan segera.
8. High level o energy, yaitu memilki tingkat
energi yang tinggi.
9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan
untuk selalu unggul.
10. Orientation to the future, yaitu berorientasi
pada masa depan/
11. Willingness to learn form failure, yaitu
selalu belajar dari kegagalan.
12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam
kemampuan.
Menurut Ahmad Sanusi
(1994), ada beberapa kecenderungan profil probadi wirtausaha yang dapat
diangkat dari kegiatan sehari-hari, dianataranya :
1. Tidak menyenagi lagi hal-hal yang sudah
terbiasa/tetap/sudah diatur dan jelas.
2. Suka memandang ke luar, berorientasi pada
aspek-aspek yang lebih lkuas dari persoalan yang dihadapi untuk memperoleh
peluang baru.
3. Semakin berani, karena merasa perlu untuk
menunjukan sikap kemandirian atau prakarsa atas nama sendiri.
4. Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya
kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.
5. Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda
atau maju, dan toleransi terhadap perbedaan pihak lain.
6. Menyatakan suatu prakarsa sertelah gagasan
awalnya deterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggung jawabkan dari
beberapa sudut.
7. Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi
tahap yang tercapai, timbul rasa percayadiri dan sikap optimisme yang lebih
mendasar.
8. Sikap dan prilaku kewirausahaan diatas
kemudian dikombinasikan dengan keterampilan menejemen usaha dalam bentuk
perencanaan dan pengembangan produk, penetrasi/pengembangan pasar, organisasi
dan komunikasi perusahaan, keuangan dan lain-lain.
9. Meskipun asasnya bekerja keras, cermat, dan
sunguh-sungguh, namun aspek risiko tidak bisa dilepaskan sampai batas yang
dapat diterima.
10. Dengan risiko tersebut, dibulatkan tekad,
komitmen, dan kekukuhan hati terhadap alternatif yang dipilih.
11. Berhubungan yang dituju ada kemajuan yang
teru-menerus, maka ruang lingkup memandang pun jauh dan berdaya juang tinggi,
karena sukses tidak datang tanpa dasar atau tiba-tiba.
12. Adanya perluasan pasar dan persaingan dengan
pihak lain sehingga mendorong kemauan keras untuk membuat perencanaan usaha,
dan hasil yang lebih baik, bahkan terbaik dan berbeda.
13. Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan
bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan.
14. Ujian, godaan, hambatan dan hal-hal yang tidak
terduga dianggap tantangan untuk melakukan berbagai usaha.
15. Memilki toleransi terhadap kesalahan
operasional atau penilaian.
16. Memilki kemampuan intensif dan seimbang dalam
memperhatikan dan menyimak informasi dari pihak lain dengan meletakkan posisi
dan sikap sendiri, dan mengendalikan diri sendiri terhadap suatu persoalan yang
dianggap belum jelas.
17. Menjaga dan memajukan nialai dan prilaku yang
telah menjadi keyakinan diri, integritas pribadi yang mengandung citra dan
harga diri, selalu bhersikap adil, dan sangat menjaga kepercayaan yang telah
diberikan oleh orang lain.
Ciri-ciri Umum
Kewirausahaan :
1. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang Wirausaha
selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara
tidak asal-asalan, seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain.
Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai
seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.
1. Memiliki Perspektif ke Depan
Sukses adalah
perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian,
maka segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat
dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita,
ingat kunci SMART (specific, measurable, achieveable,reality-based,
time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat dicapai,
berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu
tertentu.
1. Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha
umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.
1. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha
harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan
bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan
hidup dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka
pengembangan, kemudian diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen
arus kas, sistem pengendalin, dan sebagainya.
1. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan
Menurut Sony Sugema,
terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu
mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan
perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras
seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat
berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang menyebabkan
seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.
1. Memiliki Tanggung Jawab
Seorang wirausaha
harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakannya.
1. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan
terhadap Orang Lain.
Orang yang mandiri
adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru
mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.
1. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha
harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin
besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin
sedikit. Tetapi resiko tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan
matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
1. Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha
sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada
satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu
waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai
persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.
1. Memiliki Jiwa Kepemimpian
Untuk dapat mampu
menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan bisninya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan
orang-orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai
jiwa kepemimpinian yang baik.
1. Memili Keampuan Menejerial
Kemampuan menejerial
seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)
kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.
1. Memiliki Kemampuan Perosnal
Seseorang yang
berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri
dengan berbagai keterampilan personal.
·
Sikap dan Kepribadian
Wirausaha
Alex Inkeles dan David
H. Smith (1974: 19-24) adalah beberapa ahli yang mengemukakan tentang kulitas
dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24), kulitas manusia modern yang
di manifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan
sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu
membaca perubahan sosilal, lebih realsitis terhadap fakta dan pendapat,
berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu,
berencana, percayadiri, memilki aspirasi, berpendidikan, dan mempunyai
keahlian, respek, hati-hati, seta memahami produksi.
REFERENCE