Rabu, 02 Oktober 2019

tugas kewirausahaan #











UNIVERSITAS GUNADARMA

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN #

NAME : Sudibyani Sayagiri

KELAS : 4SA07 

JURUSAN : SASTRA & BUDAYA BAHASA INGGRIS  












































PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
      Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara. Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun masyarakat (Slamet et.al, 2014). Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam mendorong praktikpraktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai penemuanpenemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain: 40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian, terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan manajemen yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil (Daryanto 2013,p.2).
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di hasilkan dari kegiatan ekonomi berskala kecil dan menengah. Memang keberadaan pengusaha kecil dan menengah merupakan proses awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi kenyataannya di lapangan, masih banyak kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah. Menurut Prawiranegara dalam Suryanita (2006,p.5) kendala intern yang dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih rendah, lemahnya akses dan pengembangan pangsa pasar, lemahnya struktur pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen, serta terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Untuk menghadapi kendala tersebut, seorang pengusaha harus memiliki pondasi yang kuat sebelum mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus memiliki orientasi kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan tekanan pasar yang terus meningkat (Kaur and Mantok , 2015).
Permasalahan-permasalahan tersebut di atas juga terjadi pada usaha kecil di daerah Magetan. Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan (2016), profil industri kecil di Kabupaten Magetan masih didominasi industri kecil disektor pengolahan atau manufaktur. Industri manufaktur di Kabupaten Magetan sebagian besar merupakan indutri pengolahan kulit, kerajinan kulit, pengolahan makanan dan anyaman bambu. Industri manufaktur masih didominasi usaha mikro dan kecil. Berdasarkan data dari badan pusat statistik mengenai industri kecil di wilayah Kabupaten Magetan, pada tahun 2012 jumlah unit usaha kecil sebanyak 14.473, tahun 2013 jumlah usaha kecil sebanyak 14.489 unit usaha, tahun 2014 jumlah usaha kecil sebanyak 15.037 dan pada tahun 2015 jumlah usaha kecil sebanyak 15.247. Pada tahun 2013 hanya mengalami kenaikan sebesar 16 unit usaha kecil, pada tahun 2014 mengalami kenaikan tinggi sebesar 548 unit usaha, akan tetapi pada tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar 210 unit usaha. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan kenaikan jumlah usaha kecil di Magetan artinya perkembangan usaha kecil mengalami pasang surut dalam kenaikan jumlah unit usaha. Secara tidak langsung, kinerja dari usaha kecil di Kabupaten Magetan belum mengalami peningkatan yang signifikan. Kecenderungan penurunan kinerja Usaha kecil ini diduga, disebabkan oleh permasalahan ataupun kelemahan yang dimiliki oleh sebagaian besar usaha kecil untuk mengantisipasi ancaman dan mengeksploitasi peluang pasar. Faktor yang menyebabkan lemahnya usaha kecil antara lain: keterbatasan modal, permasalahan kepegawaian, biaya langsung yang tinggi, keterbatasan varian usaha, dan rendahnya kredibilitas (Daryanto 2013, 4). Selain itu, para pengusaha belum memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat dalam menghadapi kelemahan-kelemahan tersebut dan bertahan dalam persaingan bisnis.
Pentingnya memiliki orientasi kewirausahaan dalam menjalankan usaha telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Menurut penelitian Kaur & Mantok (2015) yang membuktikan bahwa tiga dimensi orientasi kewirausahaan yaitu sikap proaktif, risk-taking (pengambilan keputusan), dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis diukur dari kinerja subjektifnya. Didukung dengan penelitian Uddin & Bose (2015) dengan empat variabel orientasi kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif, risk-taking, dan autonomi terbukti berpengaruh terhadap kinerja usaha. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil yang ingin meningkatkan kinerjanya tentunya harus memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah manajemen yang buruk. Padahal setiap usaha dalam pengelolaannya untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien memerlukan penerapan prinsip-prinsip manajemen dan peranan pimpinan atau pengusaha untuk menjalankan fungsi-fungsi utama manajemen agar tercapainya keberhasilan usaha yang diinginkan. Suci (2009) menyatakan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil menengah bordir di Jawa Timur. Sehingga memiliki kemampuan manajemen yang baik juga menjadi peranan yang penting dalam menjalankan usaha kecil.
Dengan memiliki orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen yang baik diharapkan dapat membuat dan menjalankan strategi yang tepat bagi usahanya. Menurut Zimmerer et al. (2008,p.145), strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi,sasaran, dan tujuan perusahaan. Wirausahawan harus menyusun strategi yang kuat berdasarkan pada langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
Salah satu aspek penting dalam dari kewirausahaan adalah pemasaran. Tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan laba bagi perusahaan melalui promosi dan distribusi produk. Sudah menjadi tuntutan bagi setiap pengusaha untuk menyusun strategi pemasaran dalam menjalankan aktivitas-aktivitas usaha guna mencapai target yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Strategi pemasaran perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan dan memenuhi keinginan konsumen. Salah satu contoh misalnya, pengusaha menerapkan strategi pemasaran low cost dibanding pesaingnya agar menarik lebih banyak konsumen. Setyawan et al. (2015), menemukan bahwa strategi bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis walaupun 85 persen dari UKM yang diteliti tidak melaksanakan keseluruhan perencanaan strategi bisnis. Strategi bisnis hanya terbatas pada strategi pemasaran. Selain itu, menemukan bahwa dalam menjalankan strategi pemasaran para pengusaha melakukan hubungan pemasaran dengan pengusaha lain sehingga terciptanya jaringan usaha. Hal ini mendukung penelitian Setyawan et al. (2014) yang menunjukkan bahwa di perusahaan minyak, hubungan antara perusahaan dan pemasok mereka terikat pada kontrak yang ketat bahkan hubungan pemasok dan perusahaan didasarkan pada teori biaya transaksi. Dalam perusahaan hypermarket, hubungan pemasok dan peritel didasarkan pada kepercayaan, komitmen dan kepuasan. Ketiga konstruk tersebut adalah dasar dari hubungan pemasaran. Oleh karena itu, pemilihan dan penerapan strategi pemasaran yang tepat adalah hal penting dalam pencapaian tujuan perusahaan baik besar maupun kecil.
 Pengusaha akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan, sehingga diperlukan kemampuan manajemen yang kuat untuk menyusun strategi-strategi pemasaran agar dapat terus bertahan dalam dunia usaha. Kelancaran suatu strategi pemasaran tentunya membutuhkan orientasi kewirausahaan yang kuat dan kemampuan manajemen yang handal agar kinerja usaha dapat dihasilkan secara optimal. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penelitian ini akan membahas beberapa temuan dan implikasi penelitian terdahulu saat dilakukan pada pada usaha kecil di Magetan di mana variabel orientasi kewirausahaan, kemampuan manajemen, dan strategi pemasaran menjadi peranan yang penting bagi usaha kecil dalam meningkatkan kinerja usahanya secara maksimal dan berkelanjutan sehingga dapat bertahan dalam persaingan.

B.    Rumusan Masalah
1.     Menjelaskan karakteristik kewirausahaan ?
2.     Ciri-ciri umum kewirausahaan ?
3.     Sikap dan kepribadian kewirausahaan ?









TEORI

Karakteristik Kewirausahaan

Geoffrey G. Meredith (1996:5-6), mengemukakan cirri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut :
Karakteristik Watak :
·         Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadaporang lain, dan individualistis.
·         Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
·         Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.
·         Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran dan kritik.
·         Keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
·         Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
1.     Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut :
2.     Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
3.     Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
4.     Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
5.     Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6.     High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
7.     Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.
8.     Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
9.     Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.
Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :
Nilai-nilai Perilaku :
·         Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.
·         Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.
·         Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
·         Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.
·         Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.
·         Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.
·         Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
·         Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.
Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:
1.     Memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
2.     Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.
3.     Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
4.     Mampu memotivasi diri sendiri.
5.     Memiliki semangat untuk bersaing.
6.     Memiliki semangat untuk kerja keras.
7.     Memiliki kepercayaan diri yang besar.
8.     Memiliki dorongan untuk berprestasi.
9.     Tingkat energi yang tinggi.
10. Tegas
11. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri.



Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :
12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.
13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.
Geoffrey Meredith (1989:5) menambahkan ciri sebagai berikut :
14. Kepemimpinan
15. Keorisinilan
16. Berorientasi ke masa depan dan penu gagasan.
Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), dikemukakan
beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :
1.     Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
2.     Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.
3.     Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.
Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :
·         Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.
·         Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.
·         Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.
·         Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.
·         Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.
·         Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadiannya. The officer of advocacy of small business Administration (1989) yang dikutip oleh Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa wirausaha yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai berikut :
1.     Memilki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen dan berani mngahdapi resiko untuk meperoleh hasil.
2.     Memilki kemampuan berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi hasil, dan tanggungjawab terhadap kerjakeras.
3.     Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam kewirausahaan.
4.     Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam memperoleh ide.
Dengan menggabungkan pandangan Timmons dan McClelland (1961), Thomas W. Zimmerer (1996: 6-8) memperluas karakteristik sikap dan prilaku wirausaha yang berhasil sebagai berikut:
1.     Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatian terhadap usaha.
2.     Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan dan keberhasilan berwirausaha, oleh karena itu wirausaha akan mawas diri secara internal.
3.     Opportunity obsession, yaitu berambisi untuk selalu mencari peluang.
4.     Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainity, yaitu tahan terhadap resiko dan ketidak pastian.
5.     Self confidence, yaitu percaya diri.
6.     Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes.
7.     Desire for immediatr feedbeck, yaitu selalu memerlukan umpan balik dengan segera.
8.     High level o energy, yaitu memilki tingkat energi yang tinggi.
9.     Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul.
10. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa depan/
11. Willingness to learn form failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.
12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kemampuan.
Menurut Ahmad Sanusi (1994), ada beberapa kecenderungan profil probadi wirtausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, dianataranya :
1.     Tidak menyenagi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/tetap/sudah diatur dan jelas.
2.     Suka memandang ke luar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih lkuas dari persoalan yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru.
3.     Semakin berani, karena merasa perlu untuk menunjukan sikap kemandirian atau prakarsa atas nama sendiri.
4.     Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.
5.     Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi terhadap perbedaan pihak lain.
6.     Menyatakan suatu prakarsa sertelah gagasan awalnya deterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggung jawabkan dari beberapa sudut.
7.     Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai, timbul rasa percayadiri dan sikap optimisme yang lebih mendasar.
8.     Sikap dan prilaku kewirausahaan diatas kemudian dikombinasikan dengan keterampilan menejemen usaha dalam bentuk perencanaan dan pengembangan produk, penetrasi/pengembangan pasar, organisasi dan komunikasi perusahaan, keuangan dan lain-lain.
9.     Meskipun asasnya bekerja keras, cermat, dan sunguh-sungguh, namun aspek risiko tidak bisa dilepaskan sampai batas yang dapat diterima.
10. Dengan risiko tersebut, dibulatkan tekad, komitmen, dan kekukuhan hati terhadap alternatif yang dipilih.
11. Berhubungan yang dituju ada kemajuan yang teru-menerus, maka ruang lingkup memandang pun jauh dan berdaya juang tinggi, karena sukses tidak datang tanpa dasar atau tiba-tiba.
12. Adanya perluasan pasar dan persaingan dengan pihak lain sehingga mendorong kemauan keras untuk membuat perencanaan usaha, dan hasil yang lebih baik, bahkan terbaik dan berbeda.
13. Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan.
14. Ujian, godaan, hambatan dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk melakukan berbagai usaha.
15. Memilki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian.
16. Memilki kemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan dan menyimak informasi dari pihak lain dengan meletakkan posisi dan sikap sendiri, dan mengendalikan diri sendiri terhadap suatu persoalan yang dianggap belum jelas.
17. Menjaga dan memajukan nialai dan prilaku yang telah menjadi keyakinan diri, integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu bhersikap adil, dan sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain.


Ciri-ciri Umum Kewirausahaan :
1.     Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan, seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.
1.     Memiliki Perspektif ke Depan
Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific, measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.
1.     Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.
1.     Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan sebagainya.
1.     Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.
1.     Memiliki Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya.
1.     Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.
1.     Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
1.     Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.
1.     Memiliki Jiwa Kepemimpian
Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.
1.     Memili Keampuan Menejerial
Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2) kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.
1.     Memiliki Kemampuan Perosnal
Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan berbagai keterampilan personal.

·         Sikap dan Kepribadian Wirausaha


Alex Inkeles dan David H. Smith (1974: 19-24) adalah beberapa ahli yang mengemukakan tentang kulitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24), kulitas manusia modern yang di manifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosilal, lebih realsitis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percayadiri, memilki aspirasi, berpendidikan, dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, seta memahami produksi.





REFERENCE